KALTIM DI TENGAH INSENTIF DAN NERACA KEUANGAN YANG “BERJALAN PINCANG”.
Kandilo.com ; IrmaJaya


He has run out of diplomatic language
Karena ruang fiskal penuh “geser menggeser angka” maka komunikasi yang dikedepankan dituntut lugas jelas terbuka , mengapa ? agar lawan bicara merespon nya juga dengan baris baris angka dan menghasilkan tampilan fiskal yang juga berbentuk angka.
Itulah yang mengemuka saat Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud kembali menggedor kebijaksanaan Pemerintah lewat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa; dimana setelah bermain pads papan catur fiskal TKD Transfer Keuangan Daerah ; Rudy menghadang share fiskal bagi Kalimantan Timur agar tidak ada pemotongan.
Rudy Mas’ud lewat khas speech nya yang terbuka ber aksen lugas namun tetap dalam kerangka santun di titah kan pada sub judul ; He has run out of diplomatic language; begitu lah tertayang pada media sambil menguatkan argumentasi bahwa yang dikedepankan nya murni pergulatan antara “terpotongnya TKD dikuatkan oleh aspirasi masyarakat Kalimantan Timur.
Oh ternyata Pembantu Presiden Prabowo; menteri koordinator ekonomi Airlangga Hartato pun Menteri Keuangan setelah mendapat kan izin Presiden Prabowo memutuskan pemberian reward insentif bagi daerah daerah dengan indikator capaian TPID – Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan TP2DD – Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah TAHUN 2025.
Dari indikator tadi Provinsi Kalimantan Timur di koordinasi Dwitunggal Rudy Mas’ud dan Ir Seno Aji meraih reward di kedua indikator tadi; baik TPID maupun TP2DD.
Meski Rudy Mas’ud “berkeluh kesah” ternyata Pemerintah Prabowo Subianto lewat Menko, Menkeu dan Mendagri Tito Karnavian membuktikan pemantauan dan perhatian penuh bagi Provinsi dengan performance kelola Keuangan masih berkategori baik ditengah “gempuran” pengaruh siasat pengelolaan tadi.
Bentuk dan atau seperti apapun style Gubernur Rudy dalam “signal nya menuntut perhatian Pemerintah” ; kemudian menuai hasil ataupun tidak, itu adalah sebuah konsekwensi komunikasi politik bernuansa Pemerintah dan “bersuara itu penting” ! Dalam kapasitas dirinya sebagai Gubernur wajib menjadi complement Kebijakan Pemerintah kedepan agar tersusun strategi Kebijakan adil dan diterima lapang dada oleh Pemerintah Daerah.
Lalu patut kita sadari bahwa siapapun Presiden yang terpilih pada kontestasi pasti memiliki cita cita yang sama yakni tujuan kemerdekaan Indonesia menuju masyarakat yang adil ber kemakmuran ; makmur berkeadilan.
Makna nya siapapun diberi amanah sebagai Gubernur di sebuah provinsi sah sah menyuarakan aspirasi ke Pemerintah untuk keseimbangan berjalannya Pembangunan di pelosok negeri secara adil dan merata dibawah payung wawasan Nusantara.
Kepincangan di keluhkan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud memang patut dijadikan Notice Menkeu Purbaya entah bentuk apa kedepan kompensasi nya ; bertahan dan bersabarlah untuk kemudian kita memberi ruang dan kesempatan seluas luasnya bagi Pemerintah untuk mengatur terlebih dulu mengisi ruang bantuan selengkapnya bagi Aceh Sumatera Barat dan Sumatera Utara; semoga pertolongan Allah menyertai mereka semua bersama tim gabungan yang sudah berbhakti pada lokasi bencana.
