EKONOMI MULAI POSITIF: HATI HATI KALTIM ADA BUNYI ALARM PDRB.
Kandilo.com ; IrmaJaya


Karikatur ilustrasi ekonomi
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI ; Ramdan Deny Prakoso merilis bahwa likuiditas membaik.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan likuiditas perekonomian yang ditunjukkan dengan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2025, tumbuh positif.
Yakni sebesar 7,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), mencapai Rp9.783,1 triliun.“Posisi M2 pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp9.783,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0 persen (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, dikutip Sabtu (22/11/2025).
Sementara ekonom senior Indef Aviliani menyorot bahwa kucuran 200 trilyun rupiah ke Bank Himbara dan di tambah lagi pagu nya senilai 76 trilyun rupiah oleh Menkeu Purbaya tepat di hari Pahlawan 10 Nopember 2025 yang menurut Aviliani belum menunjukkan geliat ekonomi Nasional yang signifikan.
Dari “Dua kubu” berbeda mahzab tadi terdapat kesamaan dari pencermatan berbasis data di akui ekonomi yang sempat ‘mandek’ akibat pengetatan sudah mulai bergerak ; meski “double engine” Purbaya sudah diupayakan.
Dari fenomena tersebut dapat kita petik ihwal dorong mendorong ekonomi apalagi sekaliber Negara Indonesia yang wilayah nya sangat luas berikut kompleksitas kebijakan insentif tetap memerlukan masa untuk berbuah manis karena pada interval kini masih masuk pada fase adjustable.
Kompilasi statement dari sedikit nya dua pengampu Bank Komersial BCA dan CIMB memberi gambaran akan permintaan kredit yang masih “malu malu” ; karena suntikan likuiditas Purbaya Yudhi Sadewa dimaksudkan untuk khalayak bukan koorporasi.Target Purbaya adalah Dorongan Daya Beli, selain sebagai indikator ; sang ‘koboi’ Purbaya amat meyakini bila target ‘generator’ daya beli tadi membaik ; maka akan turut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebuah Nasehat dari Aviliani sebagai ekonom senior Indef ada satu bagian lagi yang harus di “perangkap” agar geliat ekonomi berakselerasi yakni ; investasi sekali lagi investasi.Nah ketika secret polecy ini di buka Aviliani maka ; Daerah sebagai bagian integral Negara harus malah berkewajiban pula untuk merangsang reason investasi. Mengapa mesti investasi? wah karena dengan tumbuhnya embrio investasi berhubungan dengan reklamasi income per capita yang telah turut tergerus kebijakan ‘ketat’ kembali bernafas dan berpengaruh pula pada PDRB serta pastinya lapangan kerja termasuk meninggikan tabungan yang tergerus selama ini.
Itu sebuah keharusan yang dipersyaratkan Aviliani menuju Pertumbuhan Ekonomi diangka 5 plus plus – yang oleh Purbaya kebijakan komulatif nya selama beberapa bulan ini di 2026 ditargetkan mampu duduk pada angka 6 %.
Sebuah target yang juga sudah pasti kita impikan bersama.
Kiat satu lagi ditunjukkan Aviliani adalah di perhatikan nya perkembangan Pariwisata ; berkembang dan meninggi nya kunjungan wisatawan dapat memberi impact signifikan bagi UMKM dan bukti bukti akan hal tersebut telah ternikmati bagi wilayah yang memiliki interesting DTW.
Lalu? by period and by process alias perlahan namun pasti semangat mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai prasyarat kemajuan Nusantara ke depan merupakan keharusan bukan hanya terhenti pada kalkulasi, namun fenomena mondial yang telah terpantau Presiden Prabowo memang mempersyaratkan itu.
Sekelumit menitip harapan bagi Kalimantan Timur ekstensifikasi dan diversifikasi pertumbuhan dan akumulasi adalah yang semestinya; namun tidak layak lagi mengandalkan resource SDA ; yakni BBM Fosil dan Batu Bara ; karena rilis BPS membuktikan PDRB Kalimantan Timur terhadap harga konstan menukik tajam dari 10 Provinsi yang dirilis BPS.Fenomena rendahnya prosentase PDRB terhadap harga konstan bagi Kalimantan Timur, laksana signal alarm untuk membenahi arah dan Kebijakan ekonomi.
Kita yakin itu pasti akan dilakukan Gubernur Rudy Mas’ud dan sebagai rekomendasi patut tim ekonomi disinergikan dengan ekonom ahli dari berbagai Perguruan Tinggi untuk menghimpun fenomena faktual untuk dijadikan komplemen dalam merumuskan kebijakan ekonomi hingga bisa menghentikan genitnya sensitivitas alarm yang selalu ingin menyala.
