KETAATAN DAN KESABARAN MENEMBUS LANGIT
TANA PASER;
QURBAN – Personifikasi nya membahana di seantero Bumi, bahkan ketaatan akan perintah Al Mulk, Pencipta, Penguasa, Pengatur ritme kehidupan dimuka Bumi mampu menembus tujuh lapisan langit.
Keseriusan akan ketaatan tadi pada momentum Idul Adha , terus meninggi, tegak lurus sampai ke Arsy Allah dan lagi atas kehendak Nya.
Dia pemilik Prioritas melampaui prerogatif siapapun di Bumi dan Langit , yang hanya atas kehendak Nya di titipkan kekuasaan itu oleh Nya dan hanya bersifat sementara. Dia tunggal , berkehendak sendiri tanpa intervensi siapapun dengan pangkat kedudukan di Bumi yang Dia hamparkan.
Itu lah ke Esa an Allah Al Wahid , Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan.
Jari Jari Penulis tidak akan mampu bergerak menyusun narasi tanpa kehendak Nya.
Betapa indah, dan pemurah Allah, dengan Otoritas, Rahim dan Rahman Nya konsisten mengiringi ritme kehidupan kita.Bahkan personifikasi dari ketauladanan Nabi Ibrahim as, bergelar khalilurahman dapat kita ikuti atas otoritas kehendak Allah.
Dari itulah muara Takbir , Tahlil , Tahmid menggema bersahutan, lapadz yang mengisi hamparan Bumi menggema diruang antara Bumi dan Langit dan hadir di hadirat Allah SWT.
Dimanapun Khatib Idul Adha berdiri, hukum khutbah menuntutnya untuk mengumandangkan takbir, disusul dengan sholawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
Berurutan lapadz Hamdallah lalu kutipan ayat ayat Al Qur’an dan Hadist Nabi Sayyidina Muhammad SAW.
Inti khutbah sejumlah Khatib Idul Adha tentu tetap tegak lurus dengan risalah Perjuangan Nabi Ibrahim as. Setelah terlebih dahulu harus meninggalkan keluarga yaitu istri Siti Hajar dan putra nya Ismail. Bahkan saat meninggalkan dalam kesendirian istri dan putra nya Ismail , dia melangkah tanpa menoleh karena langkah demi langkah saat menjauh dari istri dan anak nya sebagai sosok manusia , Ibrahim as pun terguncang. Jantung Ibrahim terhujam akan perintah Allah guna “to announced” pesan pesan ajaran tauhid ,pelajaran akan ke esa an Allah pada masa ke nabian nya – itulah pesan kepatuhan.
Gelombang terpaan ujian ketika Ismail as telah dewasa , datang lagi sebuah cobaan ujian ke taatan akan perintah Al Khaliq ; yakni perintah untuk menyembelih putra nya Ismail as.
Pasca jalinan komunikasi antara Ibrahim as dan putranya ; Ismail bukan menghindar dari perintah langit, tapi malah mendorong , memompa keberanian sang ayah untuk tunduk kepada perintah Allah untuk segera melaksanakan nya.
Haru gemetar, itulah terbungkus dari jawaban Ismail.
“Jika itu perintah sang Khaliq, maka laksanakan lah ayah, Insya Allah anakmu akan termasuk hamba yang sabar”, gemetar dan taqlid lah Ibrahim, lalu segera melaksanakan nya.
Wallahu atas kekuasaan Allah tubuh Ismail yang telah direbahkan pada posisi horizontal, seketika digantikan Allah dengan se ekor domba besar dan gemuk.
Nah dari situlah membahana perintah ber qurban bahkan di risalah kan Nabi akhir zaman Sayyidina Muhammad SAW.
Lalu GUS JALIL khatib di Mapolres Paser me reply pesan ketaaatan,dan kesabaran bagi jama’ah dihadapan nya, termasuk turut disimak oleh Kapolres Paser AKBP Novy Adi Wibowo bersama jajaran dan warga yang duduk membumi sambil menggentang sengatan matahari pagi yang mulai terasa hangat.
Pesan rela ber korban ditengah kepala keluarga yang ber profesi sebagai Polisi RI, juga di tancapkan nya ke sanubari para istri dalam keberhimpunan mereka di organisasi Bhayangkari untuk terus mengedepankan kepatuhan sekaligus rela merawat suami yang kesemuanya bermuara pada keihlasan berbasis kesabaran.
Kapolres Novy tidak hadir untuk bertafakur sendiri, dia juga mengandeng istrinya yakni Ny Selfa pimpinan dan panutan anggota Bhayangkari, yang terbingkai di Polres Paser. Alangkah indah dan menawan nya kebersamaan yang di bingkai Kapolres Novy agar menjadi ideal example bagi anggota, bahkan bagi warga masyarakat di tengah kebersamaan pada moment Idul Adha tadi.
Mesjid Syuhada mendaulat H SYUKRAN AMIN sebagai khatib dihalaman Mesjid Syuhada ; membawa inti pesan agar Jamaah tidak pernah surut dari pengorbanan retas dunia pendidikan yang lazim menjadi icon ormas Muhammadiyah.
Sementara H SYAIROZI: alumni dunia Santri asal Kalimantan Selatan, wilayah yang rekat dengan membahana akan kharisma Guru KH Muhammad Zaini; seperti tampak pada tampilan Photo, membumikan pesan kepada jamaah Mesjid YAMP NUR HIDAYAH , Tepian Batang. Dia mengajak Jamaah yakin bahwa kepatuhan dan ketentraman dapat dicapai dengan memposisikan pengorbanan Nabi Ibrahim as segaris dalam kegiatan kehidupan kita se hari hari.
Mesjid AT TAQWA , berdiri tepat dihadapan eks terminal lama Desa Tepian Batang mengundang ustadz HERIYANTO sebagai Khatib disitu. Sekkaigus membawa pesan pengorbanan menuju toleransi bertetangga seraya memupuk terjaga dan berkembang nya nilai nilai Islam di bumi Daya Taka lewat semangat Nabi Ibrahim as.
Nun Jauh di Camp pada Mesjid PT PAMA dikawasan wilayah tambang PT Kideco, ustadz LATIF THAHA berpesan agar karyawan menjadikan potret pengorbanan Nabi Ibrahim as untuk di kedepankan dalam relung hati terdalam karyawan.
Di tengah modernisasi dan simple nya hal transfortasi, tetap saja nilai hakiki para karyawan , terlebih ketika meninggalkan keluarga di kota berbeda, maka langkah mereka adalah bentuk pengorbanan, laksana cahaya memancar menerangi kehidupan keluarga.
Lewat kolom narasi yang amat terbatas redaksi kandilocom mengucapkan Selamat Idul Adha 1446 H.
*Pengorbanan dengan ikhlas dan sabar bakal memetik reward tertinggi dari Allah Yang Maha Pemberi Keberkahan* ( IrmaJaya)
kandilocom; Flow Continuity with Smart System*