KONVENSI BERINTIKAN PERLINDUNGAN BAGI PEREMPUAN DI HARI IBU KE 97: MENJADI FOKUS KEMENTERIAN.
Ekslusif Report; Kandilo.com.
Editor : IrmaJaya


Menteri Pemberdayaan Perempuan Arifatul Fauzi
Tana Paser Kaltim ;
Menteri Pemberdayaan Perempuan Arifatul Fauzi dalam menjaga dan terus mendorong Perempuan yang berdaya dan mumpuni sebagai salah satu lokomotif membangun generasi Indonesia yang cerdas berkarakter sekaligus berintegritas maka pada momentum peringatan Hari IBU ke 97 fondasi dasar dan utama menuju arah yang disebutkannya tadi mutlak mesti intens dengan maksud murni dari Konvensi yang turut diratifikasi oleh Negara kita; konvensi dimaksud bertajuk;
Convention on the Elimination of All
Forms of Discrimination Against
Women.
Jelas pesan sakral nya adalah No Discrimination ; No Sexsual abuse ; and No domestic abuse, intimate partner violence.
Regulasi dalam bentuk Undang Undang sebagai atensi pemerintah guna perlindungan terhadap kaum hawa diantara nya ; Undang-Undang Tindak pidana Kekerasan Seksual, Undang undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Semua narasi terdahulu telah mewakili bagaimana kedudukan Ibu wajib terjaga dengan segala eksplorasi konstruktif yang dimilikinya. Melalui muatan alami dan terjaga tadi maka semaraklah Hari Ibu ke-97 tersebut dengan muatan dinamika sakral.
Dan Lou Bepekat menjadi Saksi Penghormatan Perempuan Paser selalu ditinggikan ; terlebih Pendopo Kabupaten Paser, Jalan Kesuma Bangsa adalah sebuah bangunan ikonik yang bukan sekadar ruang seremoni, tetapi simbol persenyawaan budaya dan nilai kebangsaan.
Pendopo Kabupaten Paser dikenal memiliki ciri khas arsitektur unik, memadukan ornamen adat Paser Kalimantan Timur dengan sentuhan bangunan Sumatera Barat. Integrasi budaya ini seakan merepresentasikan peran ibu sebagai perekat: menyatukan perbedaan, menjaga harmoni, dan menanamkan nilai luhur lintas generasi.
Peringatan Hari Ibu ke-97 tahun ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi momentum refleksi atas peran strategis perempuan, khususnya para ibu, dalam membangun keluarga, masyarakat, hingga daerah.
Di tengah tantangan sosial, ekonomi, dan perubahan zaman, sosok ibu tetap berdiri di garis depan—sering kali tanpa sorotan, namun menentukan arah masa depan.
Nuansa haru terasa ketika rangkaian acara menyinggung keteguhan ibu-ibu Paser yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, pendidik pertama bagi anak-anak, sekaligus penjaga nilai adat dan budaya lokal. Dari dapur hingga ruang publik, dari desa pesisir hingga pusat pemerintahan, peran perempuan tak pernah surut.
Bupati Paser Fahmi Fadly selalu memberikan apresiasi kepada komunitas perempuan. Agenda prestisius telah digelar pula di Pendopo iconik Paser diantara nya semarak- hari jadi Persatuan Perawat termasuk HKG PKK yang anggota nya di dominasi Perempuan.
Dan dikesempatan Hari IBU ke 97 dirinya mendelegasikan kepada Hj.Arfa Nahehta ST.MM
Lou Bepekat hari itu tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi ruang simbolik penghormatan: bahwa ibu adalah fondasi peradaban, dan keberhasilan pembangunan daerah tak bisa dilepaskan dari keteguhan, ketulusan, dan pengorbanan perempuan.
Peringatan Hari Ibu ke-97 di Kabupaten Paser menjadi pengingat bersama, bahwa memuliakan ibu bukan hanya pada satu hari dalam kalender, melainkan dalam setiap kebijakan, setiap ruang partisipasi, dan setiap langkah pembangunan yang berkeadilan dan berperikemanusiaan.
